About

Kamis, 20 November 2008

ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I


LAPORAN PENDAHULUAN




1. KONSEP DASAR


A. DEFINISI PENYAKIT


Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Fraktur dapat dibagi menjadi :


1. Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar


2. Fraktur terbuka (open/compound), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan.


Berdasarkan garis fraktur dibedakan menjadi :


1. Fraktur komplit,bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang


2. Fraktur inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang


Berdasarkan jumlah garis fraktur, dibedakan menjadi :


1. Simple fraktur, bila hanya ada satu garis patah


2. Communitive fraktur, bila garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan atau bertemu


3. Segmental fraktur, bila fraktur lebih dari satu dan tidak saling berhubungan, misalnya frkatur 1/3 distal dan 1/3 proksimal. ....



B. ETIOLOGI


Fraktur dapat disebabkan oleh trauma, antara lain :


1. Trauma langsung


Bila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat rudapaksa. Misalnya : benturan atau pukulan pada tulang yang mengakibatkan fraktur.


2. Trauma langsung


Misalnya pasien jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi, dapat terjadi fraktur pada pergelangan tangan, suprakondiskuler, klavikula


3. Trauma ringan


Dapat menyebabkan fraktur bila tulang itu sendiri sudah rapuh


Selain itu, fraktur juga dapat disebabkan karena metastase dari tumor, infeksi, osteoporosis atau karena tarikan spontan otot yang kuat



C. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala dari fraktur antara lain nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitasi, pembengkakan local dan perubahan warna


1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme tulang yang menyertai fraktur untuk meminimalkan gerakan antara fragmen tulang


2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara alamiah (gerakan luar biasa), bukannya tetap rigid seperti normalnya. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba). Ekstremitas yang bisa diketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya otot.


3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 - 5 cm (1-2 inci)


4. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derki tulang yang dinamakan krepitasi/krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.


5. Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bias baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.


Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur. Kebanyakan justru tidak ada pada fraktur linier atau fraktur impaksi (permukaan patahan saling terdesak satu sama lain).



D. PATOFISIOLOGI


Jenis fraktur menurut hubungan antara ujung tulang dengan tulang yang mengalami fraktur dengan jaringan sekitarnya antara lain :


1. Fraktur tertutup, fraktur dimana kulit tidak tembus oleh fragmen tulang


2. Fraktur terbuka, fraktur dimana kulit dari eksremitas yang terlihat telah tembus.


Jika tulang telah patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak. Periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan darah akan membentuk jaringan granulasi dimana sel-sel pembentuk tulang primitive (osteogenik) berdiferen menjadi tendroblast. Tendroblast akan mensekresi posphat yang merangsang deposisi kalsium, kemudian terbentuk lapisan tebal (kalkus) di sekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas bertemu dengan lapisan kalkus dari fragmen (penyembuhan fraktur) terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblast yang melekat pada tulang dan meluas menyeberangi lokasi fraktur. Persatuan (union) tuilang akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan terorganisasi. Kalkus tulang akan mengalami remodeling dimana obsteoblast akan menyingkirkan bagian yang rusak sehingga akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya.



E. PENATALAKSANAAN


Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan terhadap jalan nafas (air way), proses pernafasan (breathing), dan sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagti, baru dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu terjadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di rumah sakit, mengingat golden period 1-6 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara tepat singkat dan lengkap. Kemudian lakukan foto radiologist. Pemasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto.


Pengobatan pada fraktur tertutup bias konservatif atau operatif. Tindakan pada fraktur terbuka harus dilakukan secepat mungkin. Penundaan waktu dapat mengakibatkan komplikasi infeksi. Waktu yang optimal untuk bertindak sebelum 6-7 jam (golden period). Berikan toksoid, anti tetanus serum (ATS), atau tetanus human globulin. Berikan antibiotic untuk kuman gram positif dan negative dengan dosis tinggi. Lakukan pemeriksaan kultur dan resistensi kuman dari dasar luka fraktur terbuka.












BAB II


ASUHAN KEPERAWATAN




1. PENGKAJIAN


A. Biodata


a) Identitas pasien


Nama                     : -


Umur                      : -


Jenis Kelamin         : -


Alamat                   : -


Agama                   : -


Suku                      : -



b) Identitas Penanggung Jawab


Nama                     : -


Umur                      : -


Jenis Kelamin         : -


Alamat                   : -


Agama                   : -


Suku                      : -



B. Riwayat Kesehatan


a) Keluhan Utama


Pasien mengeluh nyeri pada pergelangan tangan kiri


b) Riwayat kesehatan sekarang


Kira-kira 2 jam yang lalu pasien jatuh dari atas setinggi kurang lebih 3 meter. Pasien mengeluh nyeri pergelangan tangan kiri. Hasil observasi ditemukan terdapat luka sepanjang kurang lebih 1 cm pada tangan kiri.




c) Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang serius dan belum pernah dirawat di rumah sakit. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi


d) Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit tertentu/menular


e) Genogram










Keterangan       :


: Perempuan


: Laki-laki


: Pasien


: Tinggal Serumah



C. Pola Fungsi Kesehatan


Ø Persepsi terhadap kesehatan


Apabila pasien sakit/mengalami masalah kesehatan biasanya pasien memeriksakan diri ke dokter atau meminta pertolongan pada dokter. Pasien mempunyai kebiasaan merokok satu bungkus perhari.


Ø Pola Aktivitas Latihan


Pasien melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Setiap hari pasien bekerja sebagai seorang wiraswasta.


Ø Pola Istirahat Tidur


Pasien tidur kurang lebih 8 jam perhari dengan kualitas nyenyak



Ø Pola Nutrisi Metabolik


Pasien makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk, porsi banyak. Minum kurang lebih 8 gelas perhari, kadang air putih, kadang teh atau kopi.


Ø Pola Eliminasi


Pasien biasanya BAB 1 kali perhari, BAK kurang lebih 7 kali perhari


Ø Pola Kognitif Perseptual


Pasien sadar, bicara normal, pendengaran normal, penglihatan normal.


Ø Pola Konsep Diri


Pasien tidak mengalami gangguan dalam harga diri, ideal diri, identitas diri, gambaran diri dan peran dirinya.


Ø Pola Seksual Reproduksi


Pasien tidak mempunyai gangguan dalam pola seksual reproduksinya


Ø Pola Peran Berhubungan


Pasien sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Pasien bekerja sebagai seorang wiraswasta. Hubungan pasien dengan keluarga, tetangga maupun teman kerja baik


Ø Pola Nilai dan kepercayaan


Pasien beragama Kristen protestan, pasien rajin ke gereja bersama istri dan anaknya.



D. Pemeriksaan Fisik


a) Tanda-tanda vital


· Suhu                             : 370C


· Nadi                             : 84x/menit


· Tekanan darah              : 120/80 mmHg


· Pernafasan                    : 24x/menit


· Skala nyeri                   : 7


b) Kulit, rambut dan kuku


Warna kulit sawo matang (normal), warna rambut hitam, warna kuku normal/tidak pucat


c) Kepala


Bentuk muka simetris, bentuk tengkorak normal, rambut bersih, kulit kepala bersih, tidak ada deformitas


d) Mata


Bentuk bola mata bulat, kelopak mata tidak ada benjolan, tidak oedema, konjungtiva tidak anemis


e) Telinga


Daun telinga dan liang telinga bersih, pasien tidak mengalami gangguan pendengaran, tidak ada nyeri tekan


f) Hidung


Bersih, tidak ada penyumbatan, tidak ada pendarahan, tidak ada secret, tidak ada krepitasi


g) Mulut


Bibir tampak agak kering, gigi bersih, gusi bersih, lidah bersih


h) Leher


Bentuk leher normal, tidak ada pembengkakan tiroid, gerakan normal


i) Dada dan paru-paru


Bentuk dada normal, tidak tampak benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, pengembangan dada normal


j) Jantung


Tidak terlihat adanya pembengkakan, tidak teraba enjolan, frekuensi dan irama jantung normal


k) Abdomen


Bentuk normal, simetris, kontur permukaan rata, tidak ada penonjolan, tidak ada nyeri tekan


l) Anus dan rectum


Normal tidak ada hemoroid.


m) Alat kelamin


Normal, tidak ada kelainan




2. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Analisa Data



























SYMPTOM



PROBLEM



ETIOLOGI



DS  :


Pasien mengatakan nyeri pada pergelangan tangan krinya


DO :


· Pasien tampak menahan nyeri


· Skala nyeri 7


· Bengkak pada pergelangan tangan kiri


· Tangan kiri difiksasi dengan scab



Nyeri akut



Terputusnya kontinuitas jaringan tulang



DS  :


Pasien mengatakan sulit tidur, tidur sering terbangun


DO :


· Mata Pasien tampak sayu


· Pasien tampak sering menguap


· Jumlah jam tidur berkurang dari 8 jam/hari menjadi 5 jam perhari



Gangguan pola tidur



Hospitalisasi



DS  :


Pasien mengatakan cemas menjelang operasi


DO :


· Pasien tampak cemas dan tegang


· Pasien sering bertanya tentang prosedur operasi



Cemas dengan rencana tindakan operasi



Kurang pengetahuan




Diagnosa keperawatan dan prioritas masalah :




  1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang

  2. pola tidur berhubungan dengan hospitalisasi

  3. Cemas dengan rencana tindakan operasi berhubungan dengan kurang pengetahuan



3. PERENCANAAN










































WAKTU



NO DX



TUJUAN



INTERVENSI



RASIONAL



Tgl



Jam



18/7/07



13.00



1



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria:


· Pasien mengatakan nyeri berkurang


· Skala nyeri berkurang dari 7-2



· Monitor KU, TTV dan skala nyeri


· Pertahankan imonilisasi daerah fraktur


· Ajarkan teknik distraksi sampai relaksasi


· Kolaborasi dengan dokter dalam pemberi analgetik



Mengetahui perkembangan pasien untuk perencanaan lanjut


Mencegah kerusakan lebih lanjut


Membuat pasien lebih tenang


Mengurangi rasa nyeri.



19/7/07



08.00



2



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan gangguan pada pola tidur dapat teratasi dengan kriteria hasil :


Pasien mengatakan dapat istirahat/tidur dengan nyenyak



· Kaji pola dan kebutuhan tidur pasien serta gangguan tidur pasien


· Batasi pengunjung


· Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman


· Anjurkan posisi yang nyaman untuk tidur



· Mengetahui gangguan dan pola tidur pasien


· Memberi kenyamanan pada pasien untuk istirahat


· Memberi kenyamanan pada pasien untuk istirahat


· Memberi kenyamanan pada pasien untuk tidur



19/7/07



13.00



3



Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, diharapkan rasa cemas pasien berkurang dengan kriteria hasil :


· Pasien tidak bertanya-tanya lagi mengenai prosedur operasi. wajah pasien tampak tenang



· Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan


· Jelaskan prosedur tindakan operasi yang akan dilakukan pada pasien


· Tenangkan pasien


· Beri dukungan pada pasien


· Libatkan keluarga dalam pemberian dukungan dan motivasi.



· Mengetahui sejauh mana rasa cemas yang dialami pasien


· Memberi informasi pada pasien


· Menciptakan perasaan tenanag pada pasien


· Menciptakan perasaan tenanag


· Meningkatkan perasaan berbagi pada pasien












DAFTAR PUSTAKA




Brunner and Suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Jakarta, EGC



Budi Santoso, Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005-2006, prima medika



Doengos Marilynn dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 2, Jakarta. EGC



Heffina, 2002, Pedoman Praktek Keperawatan Dasar, Jakarta. EGC



Mansjoer Arief dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta. Fakultas Kedokteran UI

0 komentar:

Posting Komentar